Minggu, 17 Februari 2013

AA Navis 'bayang-bayang'


Si Dali bukan orang biasa. Sudah jadi tokoh. Bahkan tokoh luar biasa. Hidupnya selalu dalam cahaya yang bersinar terang. Gemerlap dengan warna-warni yang aduhai indahnya. Lebih dari pelakon utama di atas panggung sandiwara.
Karena pelakon Julius Casar, atau King Lear, atau Macbeth hanya gemerlap pada sebatas bidang panggung. Apalagi bila layar panggung telah turun atau di luar gedung sandiwara para pelakon kembali jadi manusia biasa. Adakalanya mereka menjadi   seperti   oran ker yang   selesai   melakonkan Gatotkaca pada wayang wong masa lalu. Sedangkan Si Dali berada seperti pada panggung dunia yang tak lagi dibatasi oleh sepadan negara. Kata orang, Si Dali jadi begitu karena dia tidak  pernah  hidup  dalam  kegelapanKegelapan  malam maupun kegelapan siang. Artinya dia hidup selalu dalam terang benderang, penuh cahaya.
Makanya Si Dali terus diiringi bayang-bayang. Bayang- bayang yang banyak. Ada yang pendek ada yang panjang, ada yang gemuk ada yang kurus. Tentu saja kemanapun dia pergi selalu diiringi bayang-bayang. Karena memang bayang-bayang itu bayang-bayangnya sendiri. Sebagai bayang-bayang, bayang- bayang itu senantiasa meniru apa saja yang dilakukan Si Dali. Baik Si Dali makan atau tidur, jalan-jalan atau berzina.
Tak sekalipun bayang-bayang itu terpisah dari dia. Dan Si Dali yakin benar, bayang-bayang itu ada karena dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar